Bau mulut (atau halitosis) mungkin subjektif karena seseorang mungkin terganggu oleh napasnya tetapi mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain. Jenis halitosis objektif adalah suatu kondisi di mana orang-orang di sekitar orang itu memperhatikan bau mulut sementara orang yang terlibat mungkin atau mungkin tidak menyadarinya.
Jangan putus asa! Ada beberapa metode untuk mengatasi masalah bau mulut yang memalukan, tetapi pertama-tama, penting untuk menentukan sumber masalahnya. Beberapa penyebab bisa jinak sementara yang lain bisa serius.
Penyebab Bau Mulut
Memahami penyebab halitosis adalah langkah pertama menuju pemecahan masalah.
Ada beberapa kemungkinan penyebab bau mulut. Sementara kondisi subjektif dari bau mulut umumnya disebabkan oleh masalah gigi lokal, seperti infeksi, tambalan gigi atau gigi palsu yang tidak pas, ada lebih banyak faktor yang menyebabkan bau mulut tipe objektif, seperti;
- Penyakit periodontal atau gusi;
- Konsumsi makanan tertentu, misalnya bawang putih
- Kebersihan mulut yang buruk – disebabkan oleh partikel makanan di antara gigi, di lidah dan di sekitar gusi yang mengumpulkan bakteri;
- Kondisi mulut kering (xerostomia) yang dapat terjadi karena perubahan hormonal (misalnya menopause) atau karena obat lain;
- Merokok;
- Kondisi medis lainnya, seperti masalah sistem pencernaan, diabetes, infeksi telinga atau hidung, atau beberapa jenis kanker
Minimalkan masalah
Mempraktikkan kebersihan mulut yang baik seperti menyikat gigi minimal dua kali sehari, memastikan area gusi dan lidah dibersihkan, serta membersihkan gigi dengan benang adalah cara paling efektif untuk merawat diri sendiri atau meminimalkan bau mulut. Menggunakan obat kumur berbasis non-alkohol juga dapat membantu.
Kunjungan rutin ke dokter gigi, yaitu setidaknya dua kali setahun, penting untuk memastikan bahwa potensi masalah dapat dideteksi sejak dini dan diobati.
Pertimbangkan untuk menemui dokter gigi
Halitosis bukanlah penyakit melainkan gejala klinis yang menunjukkan bahwa ada yang tidak beres pada mulut atau tubuh.
Bau mulut sering dikaitkan dengan penyakit periodontal (gusi), yang dalam jangka panjang dapat merusak gusi, tulang, dan struktur lain yang menopang gigi. Anda harus menemui dokter gigi atau periodontist (spesialis gusi) jika gusi Anda berdarah atau bengkak, atau ketika bau mulut tetap ada meskipun Anda telah berusaha sebaik mungkin.
Jika halitosis disebabkan oleh penyakit gusi, perawatan gusi dan pemeriksaan rutin akan direkomendasikan.
Jika penyebabnya ditelusuri ke partikel makanan yang terperangkap di gigi yang tidak sejajar atau berjejalan, dokter gigi dapat merekomendasikan untuk mencari perawatan ortodontik untuk merapikan gigi. Gigi bungsu impaksi yang tidak memiliki cukup ruang untuk erupsi juga bisa menjadi jebakan makanan dan orang mungkin ingin mempertimbangkan pencabutan gigi bungsu sebagai tindakan pencegahan.
Jika bau mulut disebabkan oleh kondisi medis tertentu, dokter gigi akan merujuk Anda ke dokter spesialis yang sesuai.
Dengan pemeriksaan, investigasi, dan diagnosis yang tepat, dokter gigi Anda akan dapat menentukan penyebab bau mulut dan melakukan perawatan yang sesuai.