Artikel ini pertama kali muncul di majalah Ezyhealth edisi Januari 2014. Kami telah memperbanyaknya untuk informasi bagi Anda yang melewatkannya ketika diterbitkan.
Resolusi tidak pernah jauh ketika seseorang mengucapkan, "Selamat Tahun Baru!" Sudahkah Anda membuat deklarasi untuk memulai tahun Anda dengan bersih? Saat Anda melakukannya, ingatlah kesehatan mulut Anda. Lagipula, tahun baru yang segar, nafas baru yang segar!
Bau mulut atau halitosis memalukan dan tidak ada yang suka membahas topik ini. Akar penyebab yang mendasari bau mulut adalah kebiasaan gaya hidup seperti kebersihan mulut, diet dan merokok. Dalam beberapa kasus kondisi medis seperti kesehatan pencernaan yang buruk atau diabetes juga dapat menyebabkan bau mulut.
Apa Hubungannya dengan Nafas Buruk?
Halitosis juga bisa bersifat sementara (misalnya 'nafas pagi') karena mulut kita kurang terpapar oksigen dan kurang aktif di malam hari. Ini biasanya hilang dengan menyikat gigi, flossing dan berkumur dengan obat kumur.
Akan tetapi, halitosis persisten, atau bau mulut kronis, adalah gejala klinis yang menunjukkan bahwa mungkin ada yang salah dengan mulut atau tubuh.
Bau mulut sering dikaitkan dengan periodontal penyakit (gusi), yang dalam jangka panjang dapat merusak gusi, tulang, dan struktur lain yang menopang gigi. Penelitian juga mengaitkan penyakit gusi dengan sejumlah masalah medis lainnya seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah pernapasan, hanya untuk beberapa nama saja. Wanita hamil dengan penyakit periodontal juga berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur dengan berat badan lahir rendah.
Mulut kering, atau xerostomia, yang disebabkan oleh penurunan aliran air liur, merupakan penyebab umum lain dari bau mulut. Air liur adalah bagian penting dari proses pencernaan dan membantu menghilangkan partikel penghasil bau di mulut. Selain itu, air liur memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya dan merupakan komponen penting dalam melindungi gigi dari pembusukan. Mulut kering dapat disebabkan oleh produk tembakau, obat-obatan, pernapasan mulut, atau kondisi medis tertentu.
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok atau mengunyah produk berbasis tembakau juga dapat menyebabkan bau mulut. Perokok biasanya memiliki bau mulut kronis dan perubahan warna gigi karena bahan kimia dalam produk ini dapat menyebabkan penurunan aliran air liur yang signifikan. Selain itu, nikotin dan tar yang lengket terendapkan pada gigi, menyebabkan noda coklat yang tidak dapat dihilangkan dengan menyikat gigi, mendorong akumulasi plak. Merokok mengubah lingkungan mulut untuk mendukung kolonisasi lebih banyak bakteri jahat di mulut, secara signifikan meningkatkan risiko penyakit periodontal.
Penatalaksanaan Halitosis
Halitosis tanpa kondisi medis yang mendasari umumnya diatasi dengan mempraktikkan kebersihan mulut yang baik, minum air yang cukup, menghindari makanan aromatik, pedas atau asam dan berhenti menggunakan produk tembakau apa pun.
Memang benar bahwa makanan tertentu dapat menyebabkan bau mulut, tetapi sedikit yang diketahui tentang makanan yang dapat mencegah bau mulut. Makanan tertentu dengan bau yang kuat seperti bawang putih, bawang bombay, dan rempah-rempah eksotis seperti kari umumnya dapat menyebabkan bau mulut. Makanan lain termasuk beberapa keju, ikan, dan minuman asam seperti kopi. Makanan ini juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan sendawa, yang dapat menyebabkan bau mulut. Mengonsumsi makanan sarapan sehat dengan tekstur kasar dilaporkan dapat membantu membersihkan bagian belakang lidah.
Apa yang dapat Anda lakukan:
- Sikat gigi Anda dua kali sehari, setidaknya selama dua menit setiap kali dan kunjungi dokter gigi Anda dua kali setahun
- Memiliki diet seimbang dan makan teratur
- Minumlah banyak cairan agar tetap terhidrasi
- Jangan merokok atau menggunakan produk tembakau apa pun
Jika Anda mengalami bau mulut, kunjungi dokter gigi Anda untuk menentukan penyebab masalahnya. Dokter gigi Anda juga dapat merujuk Anda ke spesialis medis jika sumbernya tidak terkait dengan gigi.
Dr Daylene Leong adalah Periodontis terlatih AS dengan Specialist Dental Group®, Singapura. Dia menerima pelatihannya di bidang khusus Periodontologi dari University of Michigan, AS. Dr Leong adalah Diplomat Dewan Periodontologi Amerika dan Tutor Klinis di National University of Singapore. Dia memiliki minat khusus dalam estetika periodontal, operasi plastik gingiva, dan implan gigi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.specialistdentalgroup.com.