Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, yang diterbitkan dalam jurnal European Academy of Pediatric Dentistry, permen lolipop bebas gula yang mengandung ekstrak akar licorice secara signifikan mengurangi bakteri penyebab kerusakan gigi, khususnya pada anak-anak prasekolah yang berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi. (Lolipop diproduksi oleh Permen Dr. John dari Grand Rapids, AS).
Studi tersebut menganalisis 66 siswa prasekolah di Lansing, Michigan, usia 2 hingga 5 tahun yang menerima permen lolipop selama 10 menit dua kali sehari selama tiga minggu. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan Streptococcus mutans, bakteri yang bertanggung jawab atas kerusakan gigi, selama periode 3 minggu sebelum bakteri mulai pulih 22 hari setelah penghentian permen lolipop.
Menurut National Dental Centre, sekitar 40 persen anak prasekolah di Singapura menunjukkan kerusakan gigi yang parah akibat infeksi bakteri. Studi juga menunjukkan bahwa kesehatan mulut yang buruk pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan kinerja sekolah dan hubungan sosial yang buruk. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan kebiasaan baik dalam menjaga kesehatan mulut sejak usia muda. Sama seperti bagaimana jenis tertentu permen karet baik untuk gigi orang dewasa, memilih perawatan yang tepat untuk anak-anak Anda akan membantu menjaga gigi susu mereka selama mungkin.
Tindakan pencegahan lain yang harus diperhatikan orang tua meliputi:
-
Memastikan balita tidak tidur dengan botol susu. Jika seorang anak tertidur saat mengisap botol, isapan menjadi pasif, menyebabkan susu menggenang di sekitar gigi dan membentuk plak, yang dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan gigi.
-
Pastikan untuk membilas, menyeka atau idealnya menyikat gigi anak-anak mereka sebelum tidur.
-
Beberapa kebiasaan seperti mengisap jempol atau menggunakan empeng tidak boleh dibiarkan hingga melewati usia tertentu, karena dapat memengaruhi gigitan, susunan gigi, bibir, serta pertumbuhan rahang dan tulang anak. Orang tua harus membantu anak menemukan cara untuk menghentikan kebiasaan itu secara bertahap.
-
Kunjungan pertama ke dokter gigi sebaiknya dilakukan saat anak berusia antara 12 – 24 bulan. Sebaiknya kunjungan ke dokter gigi dilakukan saat tidak ada rasa sakit untuk menghindari anak mengasosiasikan kunjungan ke dokter gigi dengan rasa tidak nyaman.
-
Melihat dokter gigi anak yang berpengalaman (pedodontis) di lingkungan yang ramah anak dapat membantu membentuk pengalaman positif tentang mengunjungi dokter gigi dan dengan demikian membantu kesehatan gigi yang baik. Pemeriksaan gigi pertama mengidentifikasi masalah gigi sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Dokter gigi juga dapat memberi nasihat tentang nutrisi dan perawatan gigi di rumah.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kedokteran gigi anak, kunjungi situs web Specialist Dental Group.